yunita polapa

  1. Tujuan Praktikum

1. Mengamati dan menjelaskan proses terjadinya difusi

2. Mengamati dan menjelaskan proses terjadinya osmosis

  1. Dasar Teori

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi melalui membran berlangsung karena molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, membran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi, yaitu pelaluan zat melalui rnembran plasma yang melibatkan protein pembawa atau protein transporter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang memiliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul yang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transporter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transporter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk glukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi.(anonim,2010)

Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. Jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipertonis. Sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis. Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda. Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air. (sembirig,2005)

Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergera dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan.(anonim,2010)

 

  1. Alat Dan Bahan
    1. Gelas piala
    2. Pipet tetes
    3. Pengaduk
    4. Stopwatch
    5. Timbangan
    6. Kristal CuSO4/Garam/gula
    7. Larutan metylene blue (MB)
    8. Aquadest
    9. Kentang
    10. Pelubang
  1. Cara Kerja
    1. Difusi
      1. Mengisi gelas piala dengan aquadest ± 100 ml
      2. Meneteskan kira-kira 10 tetes larutan MB ke dalam gelas piala yang berisi aquadest. Mengamati peyebaran warna biru dan MB tanpa pengadukan
      3. Mencatat berapa lama waktu yang diperlukan dan warna biru
      4. Melakukan percobaan diata dengan menggunakan Kristal CuSO4 sebanyak 1 sendok spatula
      5. Mengulangi percobaan dengan MB dan CuSO4 dengan ukuran yang sama seperti semula, tetapi setelah itu larutan segera diaduk. Lakukan percobaan ini satu persatu.
  1. Preparat Sel Hewan
    1. Membuat potongan kentang dengan ukuran yang sama ± 1 cm
    2. Menimbang potongan kentang tadi sebelum diberi perlakuan
    3. Memasukan potongan kentang tadi dalam larutan air garam dan aquadest dan membiarkan ± 1,5 jam
    4. Setelah diberi perlakuan, melakukan penimbangan kembali dan mencatat hasilnya
    5. Membandingkan hasil penimbangan sebelum dan sesudah perlakuan
  1. Hasil Pengamatan

Tabel E.1 Durasi waktu difusi pada larutan MB dan Kristal CuSO4

No Bahan Adukan Tidak Diaduk
1 CuSO4 29 Detik 43 Menit
2 MB 6 detik 22 Menit

(a)                                                               (b)                                                        (c)

Gambar E.1 proses difusi larutan MB dan CuSO4

Ket :    a)

b)

c)

Tabel E.2 Massa kentang sebelum dan sesudah perlakuan

No Bahan Sebelum Sesudah Selisih
1 Air Aquades 1,22 gr 1,32 gr
2 Air Gula 1,27 gr 1,18 gr
  1. Pembahasan

Mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan. Sel dilakukan melalui berbagai jenis aktivitas, dan Salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.

Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau tidak berpolar/berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP(Adenosine Tri-Phosphate).

Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.

Gambar F.1 proses difusi

                                                                               Copyright © Pearson Education, Inc, publishing as Benjamin Cummings

Larutan MB dan CuSO4 yang diaduk lebih cepat merata dibandingkan dengan cara tanpa pengadukan, karena larutan MB atau CuSO4 yang diaduk  akan menyebar secara merata, sedangkan larutan MB atau CuSO4 yang tidak aduk akan mengendap pada permukan gelas. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyebar secara rata lama.

Larutan MB lebih cepat larut dari larutan CuSO4 karena larutan MB bersifat cair dan memiliki molekul-molekul yang kecil. Sedangkan larutan CuSO4 bersifat padat dan memiliki molekul-molekul yang besar.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu

  1. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
  2. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
  3. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
  4. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
  5. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
  • Osmosis

Osmosis adalah perpindahan molekul-molekul air (zat pelarut) dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membrane semipermiabel.

Pada saat kentang di rendam di dalam air terjadi peristiwa osmosis dari air menuju kedalam kentang. Hal ini kerena tekanan di dalam kentang lebih tinggi dari pada tekanan air. Peristiwa ini disebut turgiditas.
Sedangkan pada kentang yang semakin ringan terjadi proses plasmolisis, yaitu proses keluarnya cairan dari dalam kentang menuju ke larutan gula. Hal ini akibat tekanan dalam kentang lebih rendah daripada tekanan pada larutan gula.

Faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah:
1. Kadar air dan molekul terlarut yang ada di dalam sel.
2. Kadar air dan molekul  terlarut yang ada di luar sel.

Gambar F.2 Proses Osmosis

     Kentang yang direndam dalam air gula beratnya menjadi berkurang. Hal ini diakibatkan oleh besarnya konsentrasi molekul yang berada dalam larutan gula, dari pada konsentrasi yang berada dalam sel kentang. Sehingga, konsentrasi yang lebih besar menarik molekul keluar dalam sel kentang sehingga berat kentang menjadi berkurang

  1. Kesimpulan
  • Proses difusi dapat dipercepat dengan cara pengadukan
  • Pada proses osmosis, kentang yang di masukkan dalam air gula akan melepas molekul dari sel kentang dan keluar dalam larutan gula,ini diakibatkan oleh tingginya partikel dalam larutan gula,tetapi pada air kentang menyerap air karena partikel dalam kentang lebih tinggi dari air
  1. Jawaban Tugas
    1. Larutan hipertonis adalah larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi
    2. Larutan hipotonis adalah larutan dengan konsentrasi terlarut rendah
    3. Larutan isotonis adalah dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama.
    4. Impermeabel adalah:
    5. Semipermeable adalah: suatu membran tertentu yang akan memungkinkan molekul atau ion melewati dengan difusi. kecepatannya tergantung pada tekanan, konsentrasi dan temperatur molekul atau zat terlarut kedua sisinya.
    6. Permeabel adalah : membran yang dapat ditembus oleh partikel pelarut dan zat terlarut.

Daftar Pustaka

Anonim, 2010, laporan praktikum difusi osmosis, http://izafaqih.blogspot.com/2010/12/laporan-praktikum-difusi-osmosis.html ; 14 mei 2011

Sembiring Langkah, 2005, Biologi. Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka

Penuntun Praktikum, 2011, Gorontalo : UNG

Paradigma Keperawatan

Posted: Mei 19, 2011 in Uncategorized

PARADIGMA KEPERAWATAN

Banyak ahli yang mendefinisikan paradigma, diantaranya paradigma adalah cara bagaimana kita memandang dunia, (Adam Smith, 1975) atau menurut Ferguson bahwa paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan.

dalam hal ini paradigma akan sangat membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita. Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh anggota tubuhnya atau masalah – masalah yang yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu. ( Karen , 1999 : 74)

Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang – kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional.

Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.

Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan, (La Ode Jumadi, 1999 : 38).

Paradigma keperawatan adalah interaksi antara manusia yang menerima perawatan, lingkungan tempat menusia berada, kesehatan yang selalu menjadi bagian dari bidang garapan keperawatan serta tindakan keperawatan (Kozier, 2000)

Empat komponen paradigma keperawatan yaitu :

Manusia

Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992). Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000).Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).

Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif .

Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.

Manusia sebagai individu artinya seseorang yang memiliki karakter total sehingga menjadikannya berbeda dari orang lain (Karen, 2000). Manusia sebagai individu disebut juga orang yang memiliki kepribadian meliputi tingkah laku dan emosi meliputi sikap, kebiasaan, keyakinan, nilai – nilai, motivasi, kemampuan, penampilan dan struktur fisik yang berbeda satu dengan lainnya. Gabungan semua ini akan mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir, merasa dan bertindak dalam berbagai situasi yang di hadapinya. Individu merupakan gabungan interaksi genetik dengan pengalaman hidupnya dipengaruhi oleh identitas diri, konsep diri, persepsi, kebutuhan dasar, mekanisme pertahanan diri dan tumbuh kembang.

Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain, baik secara perorangan maupun bersama – sama, di dalam lingkungannya sendiri maupun masyarakat secara keseluruhan.

Ada beberapa alasan mengapa keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :

  1. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
  2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan ataupun mencegah, memperbaiki atau mengabaikan masalah- masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan mulai dari awal sampai penyelesaiannya akan dipengaruhi oleh keluarga.
  3. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit dalam salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
  4. Dalam merawat klien sebagai individu, keluarga tetap sebagai pengambil keputusan dalam perawatannya.
  5. Keluarga sebagai perantara efektif dalam berbagai upaya kesehatan masyarakat.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Kamus besar Bhs. Indonesia, 1989)

Masyarakat berpengaruh terhadap peningkatan dan pencegahan suatu penyakit. Ada enam faktor pengaruh masyarakat atau komunitas terhadap kesehatan anggota masyarakat yaitu tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan, faslitas pendidikan dan rekreasi, transportasi dan fasilitas komunikasi, fasilitas sosial seperti polisi dan pemadam kebakaran serta nilai dan keyakinan masyarakat.

Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum dan kelompok – kelompok masyarakat tertentu (balita dan lansia). Pelayanan perawatan tersebut diberikan setelah melalui proses berikut ini :

  1. Pertemuan penjajakan kepada pemuka masyarakat agar dicapai kesepakatan tentang ide yang dikemukakan.
  2. Pengumpulan data pada masyarakat melalui survey atau sensus dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuosioner
  3.  Analisis data dan perumusan masalah
  4. Pembahasan hasil analisis dalam forum lokakarya mini dengan masyarakat untuk kemudian ditetapkan prioritas masalah beserta penyelesaiannya.
  5. Perumusan rencana tindakan penyelesaian masalah bersama dengan wakil masyarakat.
  6. Pelaksanaan tindakan pemecahan masalah. Pelaksanaan ini dilakukan bersama dengan masyarakat melalui sumber daya ayang ada di masyarakat tersebut.
  7. Evaluasi
  8. Dilakukan untuk menilai proses dan hasil program tindakan, dalam sebuah lokakarya.
  9. Tindak lanjut

Keperawatan

Komponen yang kedua dalam paradigma keperawatan ini adalah konsep keperawatan. Ada beberapa definisi keperawatan menurut tokoh – tokoh dibawah ini :

Florence Nightingale 1895

Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktivitas.

Faye Abdellah (Twenty one nursing problems,1960)

Keperawatan adalah bentuk pelayanan kepada individu dan keluarga, serta masyarakat dengan ilmu dan seni yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimilki seorang perawat untuk membantu manusia baik dalam keadaan sehat atau sakit sesuai dengan tingkat kebutuhannya.

Virginia Henderson (Fourteen Basic needs, 1960)

Fungsi yang unik dari perawat adalah memabntu individu sehat ataupun sakit untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehingga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari – harinya, sembuh dari penyakit atau meninggal dengan tenang.

Dorothy E. Johnson (Behavioral System Theory, 1981)

Keperawatan adalah seperangkat tindakan – tindakan yang memiliki kekuatan untuk melindungi kesatuan atau integritas prilaku klien berada pada level yang optimal untuk kesehatannya.

Imogene King (Goal Attainment Theory, 1971, 1981)

Keperawatan adalah proses aksi dan interaksi, untuk membantu individu dari berbagai kelompok umur dalam memenuhi kebutuhannya dan menangani status kesehatannya pada saat tertentu dalam suatu siklus kehidupan.

Madeleine Leininger (Transcultural Care Theory, 1984)

Mempelajari seni humanistic dan ilmu yang berfokus pada manusia sebagai individu atau kelompok, kepekaan terhadap kebiasaan, fungsi dan proses yang mengarah pada pencegahan ataupun prilaku memelihara kesehatan atau penyembuhan dari penyakit.

Martha Roger (Unitary Human Beings, an energy field, 1970)

Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan dan rehabilitasi penderita sakit dan penyandang cacat.

Dorothea Orem (Self care theory, 1985)

Pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia untuk merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau cedera dan penanggulangan komplikasinya sehingga dapat meningkat derajat kesehatannya.

Callista Roy (Adaptation Theory, 1976, 1984)

Tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi dalam menghadapi permasalahan kesehatannya. Respon adaptif mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatannya.

Kesepakatan Nasional, 1983

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko – sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia.

Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.

Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah :

  1. Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif yaitu : nilai – nilai humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
  2. Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya.
  3. Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman klien.
  4. Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
  5. Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994)
  6. Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
  7.  Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
  8. Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
  9. Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
  10. Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya
  11. Doing artinya melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan serta mendokumentasikannya
  12. Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien.
  13.  Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain

Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur penting yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau kurangnya kemampuan.

Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan, 1994 : 80).

Konsep Sehat Sakit

Sehat menurut WHO (1947)

“Sehat adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan”

Sehat menurut UU no 23/1992 tentang kesehatan

“Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.

Sakit menurut Zaidin Ali, 1998

“Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan atau sebagian”.

Kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga mendorongnya untuk mencari bantuan. (Kozier, 2000)

Faktor – faktor yang dapat meningkatkan angka kesakitan adalah :

  1. Keturunan misal orang yang mempunyai riwayat keluarga pengidap Diabetes Melitus, punya resiko tinggi terkena diabetes pula.
  2. Usia
  3. Kelahiran cacat atau kelainan kongenital resikonya meningkat pada wanita yang melahirkan diatas 35 tahun.
  4. Fisiologis
  5. Kehamilan meningkatkan resiko tinggi terkena penyakit pada ibu dan janin. Obesitas meningkatkan resiko penyakit jantung.
  6. Gaya hidup
  7. Merokok meningkatkan resiko kanker paru dsb.
  8. Lingkungan

Status kesehatan seseorang terletak antara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area). Pola rentang ini bersifat dinamis berubah seiring waktu dan kondisi sosial.

Sesuai dengan rentang sehat – sakit maka status kesehatan dapat dibagi dalam keadaan optimal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau berat sampai meninggal dunia. Apabila individu berada dalam area sehat maka dilakukan upaya pencegahan primer (primary prevention) yaitu perlindungan kesehatan (health protection) dan perlindungan khusus (spesific protection) agar terhindar dari penyakit. Apabila individu berada dalam area sakit maka dilakukan upaya pencegahan sekunder dan tertier yaitu dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, pencegahan perburukan dan rehabilitasi.

Status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh :

1. Politik, yang mencakup keamanan, penekanan, penindasan

2. Prilaku manusia, mencakup kebutuhan, kebiasaan dan adat istiadat

3. Keturunan, genetik, kecacatan, etnis, faktor risiko dan ras

4. Pelayanan kesehatan, upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

5. Lingkungan, tanah, udara, dan air

6. Sosial dan ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan

Persepsi sakit atau “merasa sakit” dipengaruhi oleh persepsi seseorang tentang sakit itu sendiri seperti seseorang merasa sakit (kesakitan) setelah diperiksa dan dinyatakan menderita sakit, seseorang merasa sakit, tetapi setelah diperiksa ternyata individu tersebut tidak menderita sakit atau mengalami suatu penyakit, seseorang tidak merasa sakit akan tetapi sebenarnya individu tersebut mengidap penyakit, seseorang tidak merasa sakit dalam tubuhnya.

Keperawatan memberikan bantuan kepada individu, keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari – hari, adaptasi terhadap keadaan sehat atau sakit serta mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Lingkungan

Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual. Menurut Leavell (1965), ada tiga faktor yang saling mempengaruhi kesehatan dalam lingkungan yaitu agen (penyebab), hospes (manusia) dan lingkungan. Agen adalah suatu faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit, seperti faktor biologi, kimiawi, fisik, mekanik atau psikologis misalnya virus, bakteri, jamur atau cacing., senyawa kimia bahkan stress. Hospes adalah makhluk hidup yaitu manusia atau hewan yang dapat terinfeksi oleh agen, sedangkan lingkungan adalah faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan yang kumuh, lingkungan kerja yang tidak nyaman, tingkat sosial ekonomi yang rendah, fasilitas pelayanan kesehatan.

Kesehatan

Merupakan suatu keadaan yang bukan hanya bebas dari penyakit dan dapat mempertahankan fungsi pada tingkat minimal yang adekuat, tetapi merupakan suatu keadaan sehat purna secara fisik, mental dan sosial spiritual yang merupakan fungsi manusia secara utuh, terintegrasi dan bersifat dinamis sehingga mampu hidup produktif secara ekonomi dan sosial.

Sehat dipandang sebagai suatu keadaan seimbang bio-psiko-sosio-spiritual yang dinamis dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya dan memungkinkan manusia melakukan asuhan mandiri dan berfungsi secara optimal untuk berperan dalam keluarga, kelompok dan komunitas.

Perawat juga meyakini bahwa keadaan sehat dan sakit merupakan suatu rentang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor individual yang meliputi genetik dan keturunan, kemampuan, pengalaman hidup dan interaksi dengan faktor-faktor sosial, lingkungan serta perubahan.

Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok atau komunitas untuk membuat tujuan yang realistik dan berarti, serta kemampuan untuk menggerakkan energi dan sumber untuk mencapai tujuan tersebut secara efisien. Sehat harus dilihat dari berbagai tingkat, individu, keluarga, komunitas dan masyarakat.

Sehat yang optimum adalah suatu keadaan dimana individu dapat meningkatkan kemampuan dan potensinya untuk mencapai keadaan sejahtera bio-psiko-sosio dan spiritual.

 

Intervensi Keperawatan

Merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosiokultural-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh siklus hidup manusia.

Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan utama dalam upaya mengadakan perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif.

 

Kesimpulan

Manusia sebagai paradigma keperawatan :

Memiliki karakteristik biokimiawi, fisiologis, interpersonal, dan kebutuhan dasar hidup yang selalu berkembang. Perkembangan tersebut terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu memenuhi kebutuhan dirinya atau berbagi pengalamannya. Memiliki kehidupan seimbang sebagai sarana pertahanan dan pengekalan diri dan selalu berupaya untuk mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi.

Hello world!

Posted: Mei 19, 2011 in Uncategorized

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can alway preview any post or edit you before you share it to the world.